Kamis, 09 September 2010

LEBIH JAUH TENTANG DARAH

Perkembangan ilmu kedokteran di bidang genetik yang berkaitan erat dengan urusan darah, mencapai pada “Darah sebagai sumber pengobatan individual”

Sehubungan dengan hal tersebut, tanggal 30 September 2007 yang lalu – di Jakarta – Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP meresmikan Bank Darah Tali Pusat yang pertama di Indonesia. Dimana Bank darah ini merupakan fasilitas pemrosesan dan penyimpanan darah tali pusat yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 2, Pulomas Jakarta, Bank Darah Tali Pusat ini dimiliki dan dikelola oleh CordLife Indonesia, sebuah perusahaan joint venture (patungan) antara CordLife Ltd Singapura dan PT Kalbe Farma Tbk.
Dalam peresmian yang juga dihadiri oleh Ashok Kumar Mirpuri- Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Johannes Setijono – CEO Kalbe Farma dan Steven Fang – CEO Group Cordlife, Menkes menyatakan bahwa saat ini salah satu teknologi maju yang berkembang di Indonesia adalah terapi stem cell (sel induk) yang merupakan respon dari perkembangan terapi stemcell di dunia.
“Sel-sel induk itu bisa menjadi obat, dan bisa menjadi solusi bila dalam keluarga tersebut mengidap penyakit yang tidak bisa diobati dengan obat-obatan saat ini”, ujar Menkes.
Sel induk (stem cell) saat ini sedang dikembangkan sebagai salah satu alternatif terapi untuk berbagai penyakit, seperti thalasemia, diabetes melitus, stroke, infark miokardium dan gangren diabetes. Diyakini beberapa penyakit genetik tersebut bisa diatasi dengan terapi stem cell ini
Dan Menkes menuturkan bahwa sekarang ini di beberapa sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan terutama di RS Pendidikan antara lain RS Cipto Mangunkusumo dan RS Kanker Dharmais menyediakan pelayanan terapi stem cell. Dimana pelayanan yang tersedia meliputi proses persiapan calon donor, pengambilan atau transplantasi stem cell dari darah tali pusat, sum-sum tulang maupun dari organ tubuh lain, penyimpanan sampai penggunaan stem cell.
Dan untuk melindungi keamanan dan keselamatan masyarakat, pemerintah perlu mengatur setiap pelayanan dan pemanfaatannya dengan standar yang sesuai Evidence Based Medicine dan regulasi setiap kebijakan. Sehingga masyarakat berada dalam pihak yang tidak dirugikan. Apalagi penyimpanan darah tali pusat sampai melakukan terapi maupun transplantasi menyangkut berbagai aspek antara lain etikolegal, sosial, ekonomi dan sebagainya.
Menkes berharap setiap unit yang mempunyai layanan bank darah tali pusat harus mengikat kerjasama dengan RS Pendidikan setempat yang ditunjuk oleh pemerintah, untuk menjamin penyelenggaraan pelayanan yang aman bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan nantinya dapat mengembangkan terapi stem cell dengan lebih baik.
Vice President Director CordLife Indonesia, Sie Djohan, menyatakan bahwa biaya penyimpanan darah tali pusat di Bank Darah Tali Pusat CordLife Indonesia relatif murah jika dibandingkan dengan biaya penyimpanan di negara lain seperti Malaysia dan Singapura. ” Biaya pengambilan, pemrosesan dan penyimpanan selama tahun pertama sebesar Rp 9,5 juta dan biaya penyimpanan selanjutnya Rp 1,25 juta per tahun. Di Singapura, biaya penyimpanan tahun pertama 2.000 dolar Singapura (Rp 12 juta) dan biaya penyimpanan per tahun 250 dolar Singapura (Rp 1,5 juta)”
Fasilitas CordLife Indonesia mampu menyimpan 30.000 unit darah tali pusat akan segera bergabung dengan jaringan laboratorium CordLife Internasional yang telah berdiri di Hong Kong, Singapura, dan Sydney, Australia. Sel darah dilindungi dengan teknologi canggih dan memiliki prosedur operasional serta pengamanan yang tinggi. Termasuk pencegahan dari banjir dan listrik padam Darah tali pusat, disimpan pada suhu minus 162 derajat celcius, sehingga tahan sampai waktu tak terhingga.
Di Singapura, sel darah induk yang disimpan mencapai sekitar 12 persen dari angka kelahiran. Indonesia memiliki potensi pasar yang besar karena angka kelahiran mencapai 5 juta per tahun.
“Orang tua bisa menyimpan darah tali pusat anak-anak mereka sebagai investasi biologis yang pada masa depan bisa dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit dengan terapi sel induk” , Johannes Setijono, Direktur Utama PT Kalbe Farma menambahkan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/ faks: 021-5223002 dan 52960661.

0 komentar:

Apa Ramlan Kamu ?:

Nama lengkap:   


Nama panggilan:    


Tahun:                             
             Pilih bulan dan tanggal mu


  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP